Kumpulan Berita dan Info unik yang ada di sekitar kita

Sejarah singkat sebelum ada nya bulu kapas sebagai bahan utama bagi industri tekstil, & pakaian untuk manusia

Ini bulu- bulu putih cantik yang masih menempel di pohon, dan belum dipanen, nanti nya bisa menjadi banyak hal, mulai dari baju, celana, busa sofa, dan berbagai macam kain. Kata kapas yang dalam bahasa Inggris itu Cotton, berasal dari bahasa Arab yang disebut Qutun. Dahulu kala sebelum ada tanaman ini, manusia masih sulit untuk mendapatkan kain-kain yang mudah untuk diolah untuk menjadi sekedar pakaian, sehingga manusia mula-mula yang masih polos, berdasarkan cerita Adam, dan Hawa ; entah versi dari Al-quraan, maupun Alkitab hanya memakai lembaran daun, untuk menutupi aurat mereka, agar bagian privasi nya tak nampak, sehingga bergelantungan, dan bisa menimbulkan rasa dingin, karena tak tertutup dari luar, dimana nanti malah merepotkan, sebab akan makin sering kerok-an, akibat sering masuk angin.
 
Pada waktu itu manusia mulai belajar, dan meneliti apa yang baik untuk dipakai bagi tubuh nya, tapi belum ketemu juga, meski sudah berusaha. Mungkin memang karena manusia waktu itu, masih masih belum banyak ilmu, karena belum terdesak. Dan kebanyakan hidup dari sumber hutan, taman, dan alam yang masih sangat mudah didapat kan, karena semua tersedia. Maka berlanjut lah cerita kedinginan nya.
 
Momen yang dinanti itu akhirnya tiba, yakni saat manusia bertambah banyak. Sudah pasti daun tidak tahan lama, sebab akan kering, apalagi kalau di Eropa ada musim dingin, maka begitu daun berguguran, tak ada yang segar, maka telanjang lagi, terus semakin membuat tubuh mengigil, meksi sudah menghidupkan api, tinggal di gua-gua hangat, lalu berpelukan, dan bermesraan, malah membuat mereka sadar, bahwa hidup bukan hanya untuk berkembang biak aja, terus bertambah banyak, sedangkan sumber daya semakin susah didapat, apalagi alam juga punya musim berbeda-beda. Akhirnya saat musim dingin berakhir, lalu musim semi datang, saat salju sudah mencair. Dan kekuatan berpikir dipakai, maka muncul ide membuat pakaian yang lebih awet. Dimana waktu sekeluar nya dari Goa, ada satu pemandangan aneh, sebab ada banyak para bangkai hewan yang mati, karena tak mendapatkan tempat perlindungan yang aman, atau terpisah dengan kawanan nya, sehingga tidak bisa berdempet-an untuk saling memberi kehangatan. Jadi usai dibiarkan, lalu daging hewan itu membusuk, dan habis dimakan cacing, selanjutnya datang musim dingin lagi, dan para manusia mulai mau masuk gua, tapi ada yang pegang kulit hewan berbulu itu hangat, maka dipakai oleh mereka untuk berjalan menuju arah panggung fashion show dia acara tahunan Goa fashion week.

 
Tapi berlanjut saat manusia semakin bertambah banyak, selanjutnya binatang buruan mulai berkurang, dan menyusut, disitulah mulai timbul banyak perang untuk bertahan hidup. Mulai mausia egois, lalu berani melakukan penaklukan, dan penguasaan sumber daya alam untuk bertahan hidup. Kemudian terbentuk suku, dan mereka terbelah. Tidak berhenti disitu, ternyata mereka juga punya masalah lain, sehingga samakin mereka mulai berusaha tak bergantung pada alam. Beberapa mulai terdidik, dan ilmu yang didapatkan akan diturunkan, terus demikian, sehingga oleh karena turun-temurun mulai lah tercipta peradaban. Sampai akhirnya kulit hewan diperjual belikan antar suku, dan harga nya mahal, maka kerena manusia bertambah banyak terus, sebuah mode pakaian lain ditemukan, yakni dari kulit kayu.




Gambar diatas diambil dari situs organisasi bernama Taman Eden / Taman firdaus 2019. Di www. gardenofeden2019.com ; bahwa baju, dan rajutan kain diatas merupakan berbahan serat dari kupasan kulit pohon tertentu. Yang barusan meruapakan produksi pakaian rumahan yang dipakai orang Jepang, sebelum kapas dipakai meluas oleh seluruh dunia.
 
Pakaian dari kulit kayu versi Uganda
 
Kemudian peradaban terus berkembang, ditemukan lah jenis kain dari macam-macam bahan, tapi semua nya tidak effisien, karena susah diolah, untuk produksi skala besar. Sampai akhirnya tiba lah yang bernama kapas, namun entah siapa yang menemukan nya pertama, dari beberapa sumber bilang dari Meksiko, sisa nya India, sebagian dari Afrika, tetapi yang pasti yang jago memasarkan adalah Saudagar Arab, sebab dari mereka barang itu banyak didapat, bahkan dunia mengenal nya sebagai Cotton, bahasa Indonesia Kapas, karena mereka yang jago jualan kemana-mana. ( https://www.cotton.org/pubs/cottoncounts/story/ ).

Sekedar hiburan, sebelum membahasa lebih lanjut, silahkan...

Coba pilih dari ketiga gambar ini, yang mana tertera objek kapas yang asli ? 


Gambar A

Gambar B

 
Gambar C
 
Tulis jawaban kolom komentar, yang benar akan diundi lagi, dan nanti yang beruntung akan mendapatkan hadiah jalan-jalan keliling TPA Bantar Gebang - Bekasi. 

Kain katun adalah salah satu jenis kain yang paling banyak diproduksi, dan di pergunakan di dunia. Kain tekstil ini secara tidak murni organik, artinya dia harus diolah melalui proses kimiawi untuk menghasilkan senyawa sintetis yang bisa disebut Katun. Jadi proses untuk menjadi selembar kain, bermula pemrosesan serat yang mengelilingi biji tanaman kapas, yang ber-bentuk bulat dan halus setelah bijinya matang. Kemudian tak berhenti disitu, ada proses - proses lain nya. Untuk lebih jelas nya, tim Gelitik info sudah menyajikan bagan dari awal sampai jadi, tahapan dari tanaman yang bernama Kapas menjadi barang siap pakai bagi kita, kamu, dia, mereka, bahkan seisi dunia juga.
 
 
 
Sekitar 80 % produk pakaian dunia mengandung setidaknya sejumlah kapas, 5 % kain sutra, dan sisa nya yang lain. Sebab tidak hanya kaos yang memakai kapas, tetapi topi, celana dalam, bra, selimut, gorden, semua pakai kapas. Alasan nya kapas dipergunakan begitu banyak, karena kain jenis ini mudah dicuci, bisa mengalirkan udara, dan juga menyerap keringat, tetapi tidak bisa menghilangkan bau badan. Urusan bau itu hanya bisa diselesaikan dengan pakai deodorant, dan mandi parfum.

Terakhir keunggulan kapas dibanding bahan dari tekstil lain, dari yang hewani, atau tumbuhan, ternyata produksi besar-besaran yang dilakukan untuk menciptakan kain katun sangat aman, dan tidak menghasilkan limbah berbahaya. Hanya mungkin saat penanam nya, memang ada beberapa petani skala besar suka memakai pestisida yang meski aman, lambat laun bisa merusak tanah. Untuk itu beberapa pabrikan berani menyatakan diri bahwa mereka bertani secara organik, yakni berfokus pada keamanan produk, dan proses nya tidak memakai bahan kimiawi sama sekali.
 
Sebegitu penting nya tanaman kapas, kita beruntung bahwa peradaban sebelum nya bisa menemukan, serta melestarikan tumbuhan ini. Bisa dibayangkan kalau tidak ditemukan, bisa jadi hanya si kaya yang pakai sutra, atau jenis kain mahal lain nya, sedangkan yang miskin akan memakai bahan dari kayu, atau kulit murahan.  

Demikian dongeng tentang Kapas ini selesai, mari kita tutup dengan doa buat mereka yang berjasa menemukan nya bagi dunia ? Amin.
 
 
 
 2013
Share on Google Plus

About Solidious

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar