Kumpulan Berita dan Info unik yang ada di sekitar kita

Sejarah pembalut wanita, sebelum ditemukan bantalan sekali pakai


Pembalut wanita tidak ditemukan oleh satu orang tertentu, tetapi mengikuti perkembangan tren seturut perkembangan zaman saja. Sebab setiap masa dalam sejarah ada berbagai-bagai jenis pembalut yang dipakai oleh para wanita. Sampai akhirnya ada pembalut sekali pakai yang di komersil-kan, sebelum nya pada zaman dahulu kala, yakni ketika belum memasuki tahun 4.000 SM ; saat budaya masih kuno, perempuan yang sedang menstruasi, akan wajib berulang kali membasuh diri di sungai, kali, danau, atau segala sumber air yang dekat, dan mereka secara aturan budaya akan diasingkan ke tempat tertentu, lalu guna membuat sesuatu tampak lebih bersih, mereka akan menutupi organ reproduksi, tsb ; menggunakan daun, ada juga rumput, lalu lanjut berkembang memakai kulit binatang seperti kelinci, bulu domba, dsb ; sewaktu per-adaban lebih maju, mulai lah dipakai serat fiber dari perpaduan tanaman tertentu yang dibuat menjadi sejenis kertas bernama papirus.


Memasuki era peradaban awal, para perempuan memakai kain untuk dijadikan pembalut, tapi saat abad pertengahan, yakni antara 500 M - 1500 M, kebiasaan menggunakan kain panjang yang dilingkarkan ke tubuh seperti popok, dan yang bisa dicuci, mulai ditinggalkan, usai ditemukan sebuah ikat pinggang dengan berbagai macam bantalan, yang dari mangkok ( penampung ), lalu sempat menjadi spons laut ( sea sponge ), lalu menjadi tampon ( gumpalan karet lembut ), lalu terakhir memakai karet keras yang ketat sebagai bantalan. 
 

Ketika ikat pinggang menimbulkan iritasi kulit, dan menambah bekas pada kulit, akkhir mulai timbul produk berbentuk celana. Sehingga saat memasuki awal tahun di abad 19, dimana perempuan sudah mulai banyak yang ikut sibuk beraktifitas, bukan hanya bertani, tetapi juga menjadi buruh yang cekatan, dibandingkan para pria dalam hal khusus, maka mulai bertebaran berbagai macam produk pembalut berbentuk pakaian dalam, tanpa harus melakukan peng-gepasan.  

Disamping ini satu iklan pembalut wanita yang berbentuk celana dalam yang ber-judul, "Mengapa mereka menyebut ikat pingang, padahal tak pernah mengikat". Oleh karena ikat pingang dipakai langsung melingkar di kulit perut, tentu bila dipakai sepanjang hari sangat menyakitkan, kalau terlalu ketat, sehingga banyak yang melonggarkan nya, supaya kulit mereka tak berbekas. Bayak dari para wanita, tersebut ; merasa tak nyaman, sehingga sering serba salah, sebab menjadi sering mencari waktu untuk mengencangkan nya saat diperlukan, dan mengendorkan lagi nanti nya. 

Celana pembalut wanita yang bisa dicuci ulang, merupakan campuran banyak bahan dari katun, karet khusus, yang ditataki oleh lapisan kain dengan campuran alumuni untuk menjaga ke-higienis-an. Saat zaman terus berkembang celana pembalut wanita yang bisa dicuci ulang disebut mulai di-isu kan tidak baik bagi kesehatan, jadi demi menciptakan standar yang lebih higienis, & aman, timbul sebuah produk baru. Dahulu para wanita tidak memakai celana dalam, hanya golongan kelas ter-atas mempelopori nya pada tahun antara abad 18 sampai memasuki abad ke 19, ketika celana dalam yang mempunya fungsi sebagai pembalut ini mulai dipasarkan ke berbagai kota besar di seluruh dunia. Hanya tinggal memasukan kaki panjang sampai ke pinggang, melalui celah yang tersedia, memungkinkan wanita untuk bergerak bebas, juga mudah saat lagi ingin pergi ke toilet. 

Namun celana dalam hanya satu buah revolusi fashion yang akhirnya mempunyai fungsi yang terpisah, setelah diperkenalkan oleh para pakar medis suatu produk pembalut sekali pakai. Dimana selama Perang Dunia Pertama, perawat menjadi terbiasa dengan produk yang disebut selulosa ( pembalut luka standar militer ) ; yang dipakai untuk membalut tubuh tentara perang yang berdarah-darah, dari situ mereka menyadari bahwa benda itu jauh lebih menyerap dari pada perban kain, dan secara signifikan lebih efektif mencegah pendarahan parah berlanjut. 

Usai perang berakhir pada tahun 1918, berawal dari kenyataan yang telah terjadi usai peperangan, akhirnya Perusahaan yang memproduksi itu ber-inovasi untuk menjadikan sebuah produk pembalut bagi wanita yang sedang menstruasi. Melalui perjuangan panjang melawan stereotip, bahwa oborlan tentang kesehatan orang wanita dianggap tabu ( tabo ), akhirnya melalui terobosan yang berani, meski sempat awal nya sembunyi-sembunyi menjual pembalut wanita sekali pakai yang bernama Kotex ( asal kata dari katun - tekstur ), dua orang yang bernama Kimberly, & Clark ( pemilik juga karyawan ), mulai meng-iklan produk itu secara masal saat memasuki tahun 1921. Atas terobosan tersebut, dengan beberapa iklan pembalut wanita Kotex, dengan cerdik menampilkan wanita yang bisa bekerja nyaman di lingkungan kerja, meski sedang menstruasi. telah membuat para wanita pekerja mulai sadar, bahwa mereka yang paling diuntungkan dari produk ideal, tsb. Hal itu mendorong perempuan untuk menggunakan produk menstruasi bernama Kotex untuk tersugesti menjadi kuat, dan terus bekerja, meski lagi menstruasi. Sumber :  akhbarelmi.ir 


Ketika Kotex muncul, perdebatan mengenai kekhawatiran dari pertumbuhan bakteri pada pembalut wanita yang dapat digunakan kembali, akhirnya berakhir, Sebab pasar "kebersihan" bagi wanita yang mengalami menstruasi, sudah diambil alih oleh pembalut wanita sekali pakai. Dan mulai muncul merek dagang lain, dengan inovasi yang berbagai macam, dengan iklan keunggulan nya masing-masing. Dan meski sekarang juga banyak kampaye pembalut wanita mode lain, sehingga seperti kembali mengulang zaman, dan tren, namun di pasaran tetap hanya model bantalan yang paling laku terjual.

Dari cerita diatas, meski ini tentang wanita, namun perlu ditegaskan bahwa sebenarnya produk khusus wanita ini, tidak diperuntukan bagi yang setengah wanita, juga yang merubah utuh diri nya wanita melalui operasi. Sebab kodrat nya wanita yang sesungguhnya itu, sudah terlahir dari sana nya, tidak perlu dipertanyakan tentang "Kenapa aku harus terlahir sebagai wanita, sedangkan dia itu pria". Semua ada bagian dari misteri, dan tugas kita hanya memainkan peran nya aja, seperti lagu lama dari Nike Ardila - Dunia ini panggung sandiwara

Terakhir sebagai penutup artikel untuk mengenang salah satu dari mereka yang perduli atas satu hal ini, kita berikan juga apresiasi bagi Mary Beatrice Davidson Kenner, yang mempunyai sebuah keinginan baik untuk para kaum nya diseluruh dunia, yakni dengan me-maten-kan satu produk ikat pinggan sanitasi desain sendiri. Namun kita juga harus berikan apresiasi bagi para laki-laki yang bernama Kimberly, dan Clark, sebab perduli pada kaum wanita ( khusus nya saat mereka berdua melihat peluang untuk menciptakan uang dari para perempuan yang meyakini kebenaran atas kampanye perusahaan milik Dou, tersebut ). Mantap !! 












Share on Google Plus

About Solidious

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar