Kumpulan Berita dan Info unik yang ada di sekitar kita

Serba dilarang untuk Wanita

Kalau kita mengingat kata emansipasi (pembebasan dari perbudakan), maka kita akan teringat pada paham penyetaraan yang sekarang sudah berkembang lebih baik Indonesia, yaitu paham emansipasi wanita (proses pelepasan status ekonomi-sosial yang rendah, akibat terus dibatasi untuk maju). Syukurnya sekarang ini, sudah banyak para petinggi, dan pejabat, serta nama-nama ternama di negeri ini yang berasal dari kaum wanita. Meski beberapa pendapat dari para wanita yang masih diperlakukan berbeda dengan para kaum pria, tetapi negara Indonesia yang mayoritas muslimnya cukup kuat, namun tidak mengeluarkan aturan ketat untuk para perempuan. Bahkan walaupun di daerah Aceh mengeluarkan aturan ketat ; sebagaimana mereka menerapkan aturan syariat pada daerah mereka, kenyataan nya pertaturan tersebut tidak terlalu fokus untuk mengekang hak-hak wanita seperti yang terjadi di negara-negara Arab.

Meski perlahan negara-negara tersebut mulai memperbaiki kondisi tersebut, namun akibat budaya yang telah mengakar kuat, maka pergeseran terhadap pemahaman bahwa kebebasan perempuan selalu berada pada lelaki, sudah pasti sangat sulit untuk dirubah dalam waktu yang singkat. Pada tahun 2013, Reuters merilis pada halaman Website nya peringkat hak-hak perempuan di sebagian dunia Arab menurut. Dari 22 daftar negera yang ikut serta, berikut peringkatnya dari yang paling buruk  terhadap perlakuan terhadap wanita ada 5 (lima) negera yaitu : Mesir, Irak, Arab Saudi, Suriah, dan Yaman.

Survei yang dirilis oleh Reuters ini berkisar tentang beberapa aspek seperti : kekerasan terhadap perempuan di lingkungan masyarakat, hak-hak dalam keluarga, serta sikap terhadap perempuan yang ikut serta dalam politik, dan ekonomi. Jika anda ingin melihat daftar peringkat dari sebagian negara-negara Arab yang terlibat dalam survey tersebut, dan anda juga ingin mengetahui data suveinya, silahkan klik…

Selain dari suvei tersebut berikut daftar kesamaan peraturan pemerintah negara-negara tersebut. Meski sedikit berbeda dalam penerapan nya,  ini lah 3 (tiga) poin rincian nya :

     1.  Tidak mempunyai hak-hak dasar sebagai warga negara yang utuh tanpa wali laki-laki

Artinya seorang wanita Arab tidak bias kemana-mana untuk mengurus sesuatu hal tanpa mendapat izin tertulis dari laki-laki. Bila si wanita tersebut sudah menjanda, dan tidak mempunyai keluarga, namun mempunyai anak lelaki, maka Ibunya harus meminta izin tertulis dari anak lelakinya tersebut. Sesuai dengan tradisi ini, para perempuan Arab yang dalam hal khusus ingin mengakses jenis-jenis pelayan kesehatan pun harus meminta izin dahulu. Apabila mereka terlibat kasus dalam pengadilan pun, tanpa perwakilan dari laki-laki, maka kesaksian mereka tak akan didengarkan. Satu hal yang menggelitik adalah ; bahkan ketika seorang wanita Arab yang keluar rumah tanpa izin tertulis, dikatakan beberapa sumber bisa terkena hukuman dari aparat setempat.

Dari kenyataan peraturan di negara-negara Arab diatas, maka kebayang gak ? Apa yang terjadi bila ada perempuan seperti ini berkeliaran di Arab :


  2. Wanita diharuskan menjadi Ibu rumah tangga, dan boleh tidak menjadi Ibu rumah tangga, bila wali laki-laki mendukungnya.

 


Dalam system pendidikan di negara-negara Arab, tujuan seorang gadis memperoleh pendidikan hanya untuk tugas kehidupan menjadi ibu rumah tangga yang ideal, dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu kurikulum pada bidang studi yang bisa diakses oleh wanita sangat dibatasi. Namun bila seseorang perempuan mempunyai kemampuan lebih, maka perguruan tinggi bisa menawarkan pilihan lebih dengan syarat khusus.


Beruntung bagi para wanita di Indonesia, yang bisa memperolah pendidikan yang sama, dan setara, meskipun kadang masih ada sedikit diskiminasi.

   3. Tidak mungkin bercerai, dan mengelola urusan keluarga usai perceraian, kecuali suami nya 
  telah resmi memberikan hak unilateral untuk menceraikan nya.

Jadi intinya perempuan bisa terus digantung oleh ikatan pernikahan, tanpa suami nya mau menceraikan nya, meski dalam keadaan apapun, tanpa terkecuali ; semuanya terletak pada keputusan suaminya. Namun untuk permasalahan khusus, dalam hal ini bila terdapat kontrak pra-nikah, maka kasus perceraian bisa saja diajukan oleh wanita, bila menyertai bukti tersebut.
                                                                 
                                               

Berbeda jauh sama kasus perceraian di Indonesia nih, sebab dikalangan artis ; atas dasar hal yang mengada-ada, para wanita pun bisa mengajukan perceraian ke pengadilan agama. Yah, paling hanya sedikit artis perempuan yang mengajukan cerai berdasarkan sesuatu hal yang dimunculkan akibat dari masalah yang masalah yang cukup besar.                                                                                                                                                                         
Selain dari peraturan pemerintah yang begitu ketat terhadap para wanita, para petinggi agama atau ulama-ulama juga sering tuh mengeluarkan peraturan yang mendiskriminasikan para kaum perempuan. Bahkan anehnya fatwa yang mereka keluarkan itu hanya bersifat remeh-temeh, namun tetap saja harus ditaati oleh para kaum perempuan Arab. Dikutip dari halaman merdeka.com : media berita online tersebut merangkum beberapa peraturan yang aneh tersebut. Nah, berikut ini peraturan unik dari berbagai tiga negara Arab yang dirangkum oleh nya :

Arab Saudi
  • ·         Perempuan Saudi tidak boleh jadi kasir toko
Sebuah penelitian di Arab Saudi baru-baru menyebutkan mempekerjakan perempuan sebagai kasir toko adalah bentuk perdagangan manusia, seperti halnya eksploitasi seksual, kerja paksa atau penjualan organ tubuh. Penelitian berasal dari makalah Universitas Islam Muhammad bin Saud itu menyebutkan bentuk eksploitasi terhadap perempuan itu bisa muncul di bidang pekerjaan media, periklanan, pramugari, resepsionis, dan kasir toko. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad al-Bogami itu mengutip hasil yang kemudian dipakai oleh sejumlah ulama untuk melarang perempuan bekerja sebagai kasir toko. Menurut al-Bogami pekerjaan itu memungkinkan pria dan wanita saling berinteraksi dan digoda laki-laki. Melalui fatwa resmi yang berasal dari Dewan ulama (Otoritas pengatur agama yang tertinggi di Arab Saudi), mereka ber-fatwa : "Perempuan seharusnya mencari pekerjaan lebih baik yang tidak membuat mereka harus berinteraksi dengan laki-laki"
  • ·         Ulama Saudi larang perempuan sentuh pisang
Para Ulama di Arab Saudi berpendapat seperti ini sebelum mengeluarkan fatwa : menurut Ulama-Ulama itu, pisang dan mentimun menyerupai penis, sehingga bisa membangkitkan syahwat perempuan. Wortel juga masuk dalam daftar sayuran tidak boleh dimakan kaum hawa. Jangan berpikir tentang pisang yang aneh-aneh, sebab pisang yang satu ini adalah buah pisang. “What !!” Masak gak boleh menyentuh buah pisang. Kalau di Indonesia keluar fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) seperti ini, maka akan keluar protes besar-besaran dengan meme bertuliskan “Ada apa dengan Pisang ?”
  • ·         Perempuan Saudi jomblo dilarang makan di Cafe atau di Restoran
Saudi tercatat memiliki beberapa peraturan tidak menguntungkan kaum perempuan. Baru tahun ini mereka bisa bekerja namun tetap belum boleh mengendarai mobil. Tidak ada batas umur perempuan boleh dinikahkan asalkan sesuai dengan keputusan walinya, atau ayah kandung nya. Oleh karena Beberapa restoran di Arab Saudi melarang perempuan belum memiliki pasangan (menikah) memasuki tempat mereka. Para wanita jomblo ini dinilai memiliki kepribadian lemah, dan mental yang tidak stabil sehingga bisa membuat mereka melakukan hal-hal tak penting.  Dan para asosiasi pengusaha restoran merasa para perempuan lajang ini kerap kegenitan, tebar pesona, merokok, dan main-main dengan ponsel pintar mereka. Akibat kegiatan yang meresahkan pengusaha restoran tersebutlah, maka para Ulama mengeluarkan fatwa larangan perempuan Arab Saudi untuk makan di restoran, bila mereka belum menikah. Dari ilustrasi yang diambil Website Dialy mail dikatakan bahwa seorang bernama Manar bercuit di Twitter, katanya : "Warung kopi Sturbucks di Riyadh menolak menyediakan pesanan untuknya, hanya karena dia wanita, dan petugas Starbucks itu menyuruh seorang laki-laki untuk memesankan pesanan nya"

Iran
  • ·         Perempuan Iran dilarang nonton bola bareng
Beginilah risiko hidup di negara menerapkan syariat Islam ketat. Ketika di banyak negara nonton bareng Piala Eropa atau Piala Dunia menjamur, maka jangan bermimpi perempuan di Negeri Mullah (negeri tokoh agama atau Ulama) bisa seenaknya menghadiri acara semacam itu. Melalui pelaksana kebijakan peraturan yaitu kepolisian Ibu kota Teheran di Iran, para Ulama mengharamkan kaum hawa bergabung dengan lelaki di perhelatan nonton bareng. kata Wakil Kepala Polisi Teheran Bidang Sosial Bahman Kargar : "Tidak tepat jika lelaki dan perempuan menonton bola bersama" Alhasil, para perempuan Iran hanya bisa menonton bareng di rumah atau ramai-ramai saat arisan khusus kaum hawa. Meskipun begitu, sesekali mereka kerap melakukan tindakan protes, dan tetap memasuki Stadion beramai-ramai untuk menonton pertandingan olahraga, khususnya sepak bola. Terlihat dari gambar diatas ada spanduk berbahasa Inggris yang bertuliskan : "Izinkan para wanita memasuki Stadion"

Israel

  • ·         Perempuan Israel diharamkan naik sepeda
Seorang Rabbi (Ulama versi Yahudi) ultra-ortodoks Israel mengeluarkan fatwa kontroversial bagi warga Yerusalem, dan sekitarnya. Rabbi yang berasal dari distrik Nahloat itu mengatakan seluruh bocah perempuan di atas lima tahun dilarang naik sepeda karena perbuatan itu "mengundang syahwat" dan bisa "melanggar kesopanan" Fatwa ini dia sampaikan ke sejumlah sinagog di Yerusalem. Kata fatwa itu : "Kami memberitahukan kepada seluruh orangtua untuk mewajibkan larangan bagi putri di atas lima tahun berbuat hal yang terlarang seperti ini (naik sepeda)" Menurut rabbi Yahudi itu, duduk di sadel sepeda bagi kaum perempuan bisa merusak kesopanan dan "mengundang" berahi laki-laki. Ternyata fatwa melarang perempuan untuk bersepeda, bukan lah fatwa menggelikan pertama kali yang dikeluarkan oleh dewan Rabbi Yahudi. Sebab hampir sama seperti seperti negara Arab lain nya ; desember lalu seorang Rabbi ultra-ortodok di Kota Benei Brak, sebelah timur Tel Aviv pernah melarang kaum perempuan menempuh pendidikan tinggi. Menurut rabbi di daerah itu, pendidikan tinggi berbahaya bagi perempuan.

Bisakah kebayang oleh perempuan Indonesia yang akan terkekang, bila emansipasi wanita yang dipelopori oleh Ibu Kartini gugur akibat, kita terlalu mengedepankan etika beragama yang diterapkan begitu ketat (tidak moderat). Kembali pada masing-masing saja, ya…Oiya, tidak lupa kita harus berterima kasih pada Ibu Raden Ajeng Kartini (Pahlawan Kemerdekaan Nasional "Pahlawan Emansipasi Wanita di Indonesia), sebab oleh berkat beliau, maka para wanita di Indonesia bisa merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini. 

Share on Google Plus

About Solidious

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar