Kumpulan Berita dan Info unik yang ada di sekitar kita

Monumen sejarah yang berwarna jingga saat ada penghapusan hukuman mati

Koloseum masa kini seperti apa ya ?

Bila mengingat sejarah Koloseum, tentu tidak akan lepas dari cerita tentang gladiator. Bangunan yang arena stadion yang berbentuk elips ini merupakan saksi dingin dari ribuan kematian manusia yang bertarung untuk hidup-mati. Selama ber-abad-abad, yaitu sejak monumen ini  dibangun sampai sekitar ke-6, monumen ini masih sering dipakai untuk dijadikan tempat pertarungan gladiator hanya sekedar untuk hiburan. Bila diurut kebelakang sejarah pembangunan Koloseum itu sendiri, beberapa sumber mengatakan bahwa bangunan ini bisa terbangun hasil dari perang, maka pantas lah bahwa bahwa Koloseum penuh dengan nafsu gejolak akan kematian.

Dikatakan bahwa setelah Kaisar Nero jatuh (bunuh diri pada tahun 68) akibat kalah dalam perang saudara, karena pemerintahan nya yang kejam, tidak kurang dari 4 Kaisar berusaha menyelesaikan bangunan yang bernama Koloseum (Colosseum) untuk menjadi tempat masyarakat menikmati hiburan berupa pertempuran gladiator, dan macam-macam hiburan lainnya. Dari wikipedia.org ; nama dari Koloseum itu sendiri diambil dari nama sebuah patung dewa matahari (Sol aka Solar) yang dibangun oleh Kaisar Nero. Patung itu Colossus yang dari tembaga itu hilang saat masa pemerintahan Kaisar Nero mulai terguncang. Beginilah gambaran kira-kira ruangan sebelah dalam dari Koloseum itu sendiri :



Dilihat dari gambar diatas, Koloseum (Colosseum) bisa dikatakan sebagai stadion yang spektakuler pada zaman nya, karena bentuk nya yang mirip dengan arena pertandingan olaharaga yang berbentuk melingkar. Kalau sekarang sih banyak stadion olahraga yang lebih besar, contohnya salah satu yang paling besar di Eropa yaitu : Camp Nou (Barcelona FC, Spain). Berdasarkan beberapa artike di Internet, arena pertarungan gladiator ini dibagi menjadi beberapa tingkatan yang berbeda, sesuai dengan status sosial masyarakat Romawi pada saat ini.

  1. Podium utama yang terletak di-arah mata angin bagian utara untuk sang Kaisar
  2. Sedangkan untuk podium utama di-arah mata angin bagian selatan untuk keluarga terdekatnya.
  3. Kemudian pada podium khusus yang berada tidak jauh diarea tempat Kaisar menonton, merupakan podium untuk para senator.
  4. Pada tingkat berikutnya yaitu tingkat yang menjauh, dan agak meninggi adalah podium yang bernama Maenianum Primum, yang mana pada tingkat ini hanya dikhususkan untuk bangsawan Romawi.
  5. Pada tingkat yang lebih menjorok keatas lagi adalah podium yang dinamakan Meanianum Secundum, yang biasanya digunakan sebagai tempat duduk untuk pejabat, atau pegawai pemerintahan.
  6. Lanjut bagian yang bernama Immum yang agak diatas lagi, adalah tempat duduk untuk orang-orang Kaya.
  7. Pada bagian yang semakin atas lagi di sebut podium Summum, dan ini lah tempat duduk untuk para rakyat biasa yang tidak mempunyai peran di pemerintahan.
  8. Kemudian pada podium paling tinggi, atau yang paling terakhir disebut podium Meanianum Secundum in legneis, dan biasanya yang duduk disini adalah para rakyat jelata, wanita, dan para budak yang dibawa oleh para bangsawan, orang kaya, atau senator, dll sebagainya.

Kira-kira beginilah gambarnya :


Melalui pembangunan yang relatif cepat, karena uang yang didapat dari hasil curian harta perbendaharaan Bait Suci di Israel, Kaisar Titus menyelesaikan pembangunan Koloseum pada tahun 80, berikut juga patung dewa Sol pun dibangun ulang. Dimana pada pada tahun-tahun berikutnya pengganti Titus yaitu Kaisar Domitianus yang menyelesaikan arsitektur bangunan Koloseum selanjutnya. Setelah jadi begini lah gambarnya :

Koloseum dan patung dewa Sol
Pernah tercatat pada tahun 217, Koloseum rusak parah akibat kebakaran yang diakibatkan sambaran petir, dan sempat dipugar beberapa kali saat itu. Namun seiring berjalan nya waktu, oleh sebeb selera publik yang berubah, maka pertempuran gladiator mulai tercatat berhenti pada tahun 435, dan total pada sekitar tahun 600-an, bangunan itu beralih fungsi menjadi penduku proyek tambang, benteng pertahanan, dll.













Suatu kali seorang Paus yaitu Benediktus XIV pada abad ke-18 ingin melesetarikan Koloseum yang sudah tidak terawat, akibat alam, dan pencurian batu, ingin melestarikan bekas arena pertandingan gladiator sebagi situs suci Kristen. Namun niat itu gagal, sebab banyak yang menentang, karena tidak semua orang setuju bahwa tidak hanya martir Kristen saja yang mati di arena tersebut. Sekarang ini di Italia, Koloseum menjadi salah satu tempat wisata yang paling populer. Dari situs bersejarah itu, Italia bahkan dikabarkan menerima juta-an pengunjung setiap tahun nya. 

Oleh karena itulah, pemerintah mereka pun mulai perduli pada kerusakan Koloseum dari waktu ke waktu, jadi akhirnya mereka memutuskan untuk me-restorasi, dan mengeluarkan dana untuk memperbaiki arena itu dengan dana yang cukup setiap tahun nya. Mengingat sejarah kelam dari bangunan tersebut, dan di dorong oleh Konstitusi Italia yang setuju untuk menghapus hukuman mati sejak tanggal 1 januari 1948 (kecuali kejahatan korupsi dalam dunia militer, dan pengkhinatan negara), akhirnya beberapa organisasi Pro kehidupan bermunculan untuk menyerukan penghapusan hukuman mati di dunia. Sejak saat itulah, Italia cenderung untuk memberikan hukuman tahanan yang sangat panjang, dan melebihi logika manusia, bila ada kejahatan luar biasa terjadi negara nya. 

Semenjak peristiwa morotarium hukuman mati di Italia, negara tersebut aktif untuk mengusulkan moratorium tentang hukuman mati kepada PBB. Italia pun adalah pelopor yang juga sering mendesak negara-negara lain untuk membangun moratorium eksekusi hukuman mati. Bukan hanya di negara-negara sekitar dirinya, bahkan negara-negara di dunia. Atas dorogan dari Italia, maka morotarium hukuman mati disampaikan ke Uni Eropa, dan diteruskan ke majelis umum PBB, dan sampai sekarang resolusi majelis umum PBB telah ada lebih dari 100 negera yang telah menyetujuinya.


Bermula dari Italia, akhirnya Colosseum telah menjadi simbol dari kampanye internasional menentang hukuman mati. Beberapa demonstrasi hukuman anti hukuman mati masih sering dilakukan di depan Colosseum sebagai dorongan penghapusan terhadap hukuman mati. Bahkan pihak berwenang setempat di Roma pun mendukung hal itu, yaitu dengan cara mengubah pencahayaan warna putih Koloseum yang biasanya berwarna  putih menjadi emas, setiap kali seseorang yang dihukum hukuman mati mendapat keringanan, atau Koloseum juga akan diterangi oleh kilau cahaya lampu berwarna emas, bila suatu Pemerintahan menghapuskan hukuman mati di negara mereka. Berikut perbedaan nya :



Hehehe, Indonesia belum bisa kayaknya (Kita terlalu naif, kalau menghapuskan hukuman mati, sebab penjara bukan tempat hukuman yang layak untuk mereka penjahat kelas kakap. Sebab seperti yang kita tahu, penjara itu kan bisa jadi hotel, dan kalau kita ingat kasus pegawai pajak yang bernama Gayus Lumbun Tambunan aja ; bisa keluar se-enaknya dari penjara. Maka kalau seseorang dihukum 1000 tahun penjara, tetapi ternyata selama 80 tahun umurnya dia hidup bebas diluar penjara, maka hancurlah martabat bangsa Indonesia. Dan hancurlah kepercayaan kita atas bangsa ini. Mungkin jadinya nanti perpecahan muncul dimana-mana, akibat ketidak-adilan sosial. Ingat peristiwa Revolusi Prancis kan ? Dimana revolusi itu terjadi, karena ada jarak yang  besar antara si Kaya dengan si Miskin. Yang mana si kaya bisa se-enaknya, dan yang miskin dianiaya. Eh… terus ujung-ujungnya ada pemberontakan, akhirnya pemerintahan kerajaan Louis hancur).  Pengakan hukum, dan hukuman seharusnya jadi prioritas nomor satu nih.. Sebab tak ada yang takut melanggar hukum, kalau hukum cuma tajam keatas, tapi tumpul kebawah.


Share on Google Plus

About Solidious

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment